All Articles

Semua akan jualan merchandise pada waktunya

top selling ip worldwide

Hello Kitty itu adalah bisnis serius. Tahukah kalian bahwa Hello Kitty, karakter yang sudah ada dari tahun 1974, menghasilkan pendapatan sebesar $80 milyar dolar per tahun?

Karya yang lahir dari tangan-tangan kreatif ini bila dikelola dengan baik akan menjadi bisnis yang besar dan berkelanjutan. Tipe bisnis ini disebut sebagai bisnis intellectual property atau IP business.

Tapi jujur, ketika pertama kali terekspos dengan bisnis IP ini, jiwa idealisme saya tertohok. Karena yang dibahas bukanlah soal karya lagi, tapi soal angka distribusi, brand guideline, event marketing, angka penjualan dan jargon bisnis lainnya. Dimana idealismenya?

Dulu saya membayangkan kerja di Disney seru banget ya, bisa dekat dengan karakter yang kita cintai. Tapi yang ada dalam bayangan adalah proses kreasinya, sementara pendapatan terbesarnya bukan di situ. Tapi di penjualan lisensi merchandise.

Star Wars merchandise menghasilkan 40 milyar dolar per tahun, 4x lipat dari penghasilannya di film layar lebar dan animasi. Bagaimana dengan Toy Story? Penjualan filmnya secara global menghasilkan 540 juta dolar, dari merchandise? 17,6 milyar dolar, sekitar 34x lipat! Tapi yang paling menakjubkan adalah pokemon, yang menjajaki posisi 61.1 milyar dolar per tahun di penjualan merchandise.

“Idealisme itu penting, tapi komersialisasi juga penting. Kita semua kan butuh makan”

Kata-kata di atas dilontarkan oleh Faza Meonk, pemain veteran di bisnis IP, pria dibalik Si Juki yang sudah menelorkan banyak sekali karya.

Faza mengerti bahwa untuk tetap hidup, tidak bisa hanya berfokus pada karyanya saja. Tapi harus berevolusi secara bisnis untuk menjangkau banyak pasar. Faza sudah melakukan mapping dari awal untuk Si Juki ada di banyak aspek. Mulai dari komik, game, merchandise, clothing line sampai ke film layar lebar.

Kok ya ribet ngurusin segala macem? Ga bisa ya saya berkarya aja? Oh tenang, dalam bisnis IP kan bukan kamu yang mengurus semuanya. Kamu sebagai pemegang lisensi bisa menyerahkan atau menjual lisensi karakter kamu ke penyedia layanan merchandise lainnya. Jadi yang nantinya akan membuat segala macam merchandise itu bukan kamu kok, tapi orang lain yang lebih ahli. Di sini pembuat karya akan mendapatkan persentase dari penjualan tersebut.

Lebih enaknya lagi, tidak ekslusif. Disney bekerjasama dengan banyak sekali pemegang lisensi di seluruh dunia untuk menyebarkan merchandise dalam segala bentuk, segala umur, ke banyak negara sekaligus.

Saya senang sekali IP seperti Tahi Lalat sudah mulai berkolaborasi dengan BRI, Seagate dan Anker untuk membuat merchandise bertemakan Tahi Lalat.

Saya sendiri sangat *excited* menyambut Gundala yang membuka Bumi Langit Universe, dan juga Satria Dewa Gatotkaca yang akan mengudara di 2020. Ada animasi anak islami, Nussa yang cukup besar dengan jutaan penonton tiap episode di Youtube.

Maka dari itu Tees Indonesia mengeluarkan sebuah program baru untuk membantu para kreator dan influencer yang ingin ekspansi ke merchandising tapi bingung ingin memulainya gimana. Saat ini kami sedang dalam tahap pengembangan produk bersama beberapa youtuber, komedian, artis dan influencer dan kami mengundang semua untuk berkolaborasi.

Tees sendiri sudah 8 tahun berdiri dan mempunyai infrastruktur manufaktur yang mumpuni, distribusi dan logistik online yang sudah berjalan dengan baik dan bisa menyediakan after sales dan customer service yang profesional. Semua kolaborasi akan saya pegang secara pribadi. Langsung DM saya aja @rajasa di twitter, instagram ato email di aria[et]tees.co.id.

Let’s talk!